
Harian Kompas Berita Ekonomi - Maskapai Amerika Serikat, United Airlines, mesti menelan pil pahit selesai memperlakukan kasar salah seseorang penumpangnya tempo hari. Sebab, nilai pasar perusahaan itu jatuh USD 250 juta atau setara Rp 3, 3 triliun.
Ditulis dari CNN, Rabu (12/4), pada awal perdagangan tempo hari nilai saham United Continental Holdings (UAL) jatuh cukup dalam sekitaran 4 %. Angka itu setara dengan kehilangan USD 1 miliar nilai pasar.
Tetapi, perusahaan dapat meredam jatuhnya nilai saham selesai sang pemimpin memberi keterangan. Saham UAL kembali merangkak naik. Tetapi, tetaplah tak dapat melepaskannya dari kerugian. Dimana, pada penutupan, mereka tetaplah kehilangan nilai pasar sebesar USD 250 juta yang di lansir Harian Kompas Berita Ekonomi.
Terlebih dulu, United Airlines menyebabkan kemarahan umum karena berikan service begitu jelek pada pemakainya. Pasalnya, satu diantara penumpang dipaksa turun serta diseret dari kabin dengan argumen keunggulan penumpang.
Perlakuan jelek itu direkam serta diupload ke beragam akun sosial media oleh penumpang lain. Dalam video itu, terlihat seseorang pria yang kelihatannya keturunan Asia diseret menyusuri lorong kabin dengan badan lemas serta mulut berdarah.
Tidak cuma itu, tampilan pria itu juga sama mengenaskannya. Kacamata yang dipakainya miring serta bajunya juga terbuka sampai ke sisi perut. Lihat perlakuan itu, satu diantara penumpang perempuan geram.
" Kalian kejam sekali, ya Tuhan. Apa yang kalian kerjakan pada pria itu, " hardik penumpang itu, seperti ditulis dari Harian Kompas Berita Ekonomi. Pesawat itu dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional O'Hari Chicago ke Louisville, Kentucky.
Tetapi, walau dapat dibuktikan pegawainya sudah lakukan hal tidak layak, Pemimpin Eksekutif United Airlines, Oscar Minoz, tak mohon maaf. Dalam surat edaran tercatat kalau penumpang malang itu sudah menentang petugas keamanan.
" Kami mencari relawan yang ingin turun dari pesawat serta tawarkan kompensasi sejumlah USD 1. 000 (setara RP 13, 2 juta). Namun tak ada yang bersedia. Petugas kami lalu mendekati satu diantara penumpang serta mohon maaf lantaran dia tak dapat turut terbang namun dia menampik mematuhi instruksi itu serta meninggikan suaranya, " catat Minoz dalam surat edaran itu yang di ringkas Harian Kompas Berita Ekonomi.
No comments:
Post a Comment