
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan saat ini pemerintah tengah mengkaji opsi kereta cepat Jakarta- Surabaya menggunakan mesin diesel. Jika menggunakan diesel, maka biaya pembangunan akan bisa ditekan jauh.
"Ditaksir memakan biaya lebih sedikit dalam pembangunannya yakni hanya Rp 22 triliun. Jauh perbedaannya. Kalau pakai listrik itu biaya taksirannya Rp 82 triliun," tuturnya di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (3/2).
Dia menyebut pemerintah masih terus mengkaji model mana yang dirasa cocok untuk diterapkan di Tanah Air. Dia memastikan masalah ini akan diputuskan dalam dua minggu mendatang.
"Minggu depan akan ada paparan lagi. Dalam dua minggu harus diputuskan mana yang dipakai teknologinya. Buat apa lebih tinggi kalau bisa yang rendah," tandas Menko Luhut.
Sementara, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono menjelaskan kajian ini akan memakan waktu cukup panjang.
"Jadi gini, yang penting itu saya sampaikan beberapa kali bahwa pembangunan itu lewat beberapa tahapan. Jadi yang kita kerjakan sekarang ini study. Study-nya duluan itu ada dua, uji kelayakan baru DED kemudian dibangun," kata Prasetyo.
Untuk uji kelaikan (feasibility study) proyek revitalisasi jalur kereta Jakarta-Surabaya akan dimulai Maret 2017. "Secepatnya, Maret," singkatnya.
No comments:
Post a Comment