
Setidaknya tujuh orang anggota tim keamanan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terluka akibat serangan bom yang diduga dilakukan oleh kelompok militan muslim kemarin. Serangan tersebut terjadi menjelang kunjungan Duterte ke wilayah pertempuran antara kelompok militan Islam dan pasukan pemerintah.
Alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan tersebut meledak saat Duterte tengah melakukan konvoi ke Marawi, ibu kota provinsi Lanao del Sur, di Pulau Mindanao, Filipina.
"Truk yang membawa petugas keamanan presiden terkena ledakan bom," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana kepada Reuters, seperti dilansir dari laman Russia Today, Rabu (30/11). "Tidak ada baku tembak dalam serangan ini," tambah Lorenzana.
Sebelumnya, Lorenzana telah menyarankan agar Duterte membatalkan kunjungan ke Marawi yang dijadwalkan hari ini karena situasi di wilayah tersebut masih belum terkendali. Namun, Duterte tidak mengindahkan saran tersebut.
"Saya mendapat saran agar menunda (perjalanan tersebut). Tapi saya bilang tidak. Saya tetap akan pergi ke sana. Jika mungkin, tetap mengambil rute yang sama," kata Duterte seperti dikutip Reuters. "Mungkin kita bisa perang tembak-menembak di sana," sambungnya.
Menurut keterangan koran lokal Philstar, serangan tersebut dilakukan oleh Maute, kelompok Islam yang juga beraliansi dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Sebelumnya, Maute juga bertanggung jawab atas pengeboman di Davao September lalu yang menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.
No comments:
Post a Comment