Tuesday, November 15, 2016

Demo tolak Trump di Portland ricuh, polisi bekuk 71 demonstran


Sebanyak 71 demonstran ditangkap di Portland karena terlibat protes atas terpilihnya presiden baru Amerika Serikat Donald Trump. Aksi tersebut berujung ricuh sehingga polisi melemparkan granat flash dan gas air mata ke tengah kerumunan massa.

Menurut pihak yang berwenang, mereka yang terlibat demo tidak memenuhi peraturan pemerintah untuk mengosongkan jalan-jalan di pusat kota. Selain itu, mereka juga melempari polisi dengan petasan suar dan botol sepanjang malam. Bahkan, kendaraan polisi ikut jadi korban karena disemprot cat berisi pesan anti-Trump.

Lima demonstran yang ditangkap didakwa dengan pasal tidak mematuhi aturan petugas kepolisian, sementara yang lainnya dikirim ke penjara Multnomah Country untuk diadili. Orang-orang yang ditangkap berusia antara 18 sampai 54 tahun.

Harian the Daily Mail, Selasa (15/11) melaporkan sebelum bentrokan tersebut terjadi, Wali Kota Portland Charlie Hales dan Kepala Kepolisian setempat, Mike Marshman telah mengimbau agar para demonstran tetap di rumah dan menyuarakan protes mereka dengan cara lain.

"Pergi ke jalan setiap malam tidak akan menurunkan Donald Trump dari posisinya sekarang. Hal tersebut tidak bisa mengubah apapun," kata Hale. "Jika kalian marah dengan hasil pemilu, jangan keluar dan melakukan protes. Kota ini sudah selesai dengan semua tindakan kriminal. Sudah saatnya bergerak maju," sambungnya.

Sementara itu, di luar Portland juga terjadi aksi protes serupa. Kota tersebut antara lain Los Angeles, New York, Atlanta, Salt Lake City, Washington DC dan Phoenix. Namun, dari semua aksi demo di kota-kota, Portland adalah satu-satunya kota dengan demonstran yang paling kejam.

No comments:

Post a Comment